Tahlequah, Orca yang Berduka, Sambut Kelahiran Anak Baru di Puget Sound

 


Jakarta, panjalu.online – Tahlequah, orca betina yang pernah menjadi sorotan dunia karena berduka membawa jasad anaknya selama 17 hari pada tahun 2018, kini membawa kabar gembira. Paus pembunuh dari kelompok Southern Resident ini kembali melahirkan anak yang diberi identifikasi alfa-numerik J61.

Michael Weiss, Direktur Penelitian Pusat Penelitian Paus, mengungkapkan bahwa bayi paus tersebut pertama kali terlihat pada 20 Desember 2024 di kawasan Puget Sound, Amerika Serikat. Bayi itu berenang bersama Tahlequah dan kawanan J, kelompok orca yang sering menghuni perairan tersebut.

Konfirmasi Identitas Anak Paus

Awalnya, peneliti kesulitan memastikan identitas anak paus tersebut. Namun, pada 23 Desember, para ilmuwan memastikan bahwa Tahlequah adalah induknya. Bayi paus itu, yang berjenis kelamin betina, terlihat sehat dan aktif berenang di antara kawanan J.

Kabar ini juga dikonfirmasi oleh seorang pecinta alam yang tak sengaja memotret bayi paus tersebut saat sedang melintas di sisi pelabuhan feri. "Saya terkejut saat melihat punggung kecil di salah satu foto. Setelah menelusuri lebih jauh, saya sadar itu adalah bayi paus baru yang berenang bersama Tahlequah," ujarnya.

Sejarah Tahlequah yang Ikonik

Tahlequah sebelumnya menjadi simbol kedukaan hewan pada tahun 2018, ketika ia membawa jasad anaknya sejauh 1.000 mil di perairan selama lebih dari dua minggu. Aksi ini menarik perhatian dunia dan menggambarkan kedalaman emosi yang dimiliki oleh paus pembunuh.

Setelah peristiwa itu, Tahlequah melahirkan seekor anak paus bernama J57 pada tahun 2020, yang juga tumbuh dengan sehat. Ia diketahui sebagai induk dari paus lain bernama J47.

Populasi Southern Resident yang Terancam Punah

Meski kelahiran ini membawa harapan, populasi paus pembunuh Southern Resident tetap menjadi perhatian utama para peneliti. Populasi ini telah lama terdaftar sebagai spesies terancam punah di Kanada dan Amerika Serikat. Ancaman terhadap mereka meliputi polusi laut, penurunan jumlah ikan salmon (makanan utama mereka), dan gangguan dari aktivitas manusia.

"Setiap kelahiran sangat penting untuk populasi ini," ujar Weiss. "Namun, kita perlu memastikan keberlanjutan ekosistem mereka agar bayi-bayi ini bisa bertahan hingga dewasa."

Kehadiran J61 tidak hanya membawa kebahagiaan tetapi juga menjadi pengingat akan tanggung jawab bersama untuk melindungi populasi mamalia laut yang rapuh ini.(red.k)

Post a Comment

Previous Post Next Post